- Username menyatakan identitas pengguna Email
- Server.domain menyatakan situs penyedia layanan Email
Berita Duka Dari SUMARATU 16 nyawa melayang
Bojonegoro - Sebuah truk tronton pengangkut semen menyeruduk tenda pengantin di Dusun Kedungkrambil, Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (12/7) malam. Akibatnya, 16 orang yang sedang menonton pentas ketoprak yang digelar pemilik hajatan tewas di tempat, 10 luka berat dan 6 orang luka ringan.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Ngawi-Bojonegoro Km Cepu 2890, Selasa (12/7), sekitar pukul 23.00. Informasi yang peroleh di lokasi kejadian menyebutkan, peristiwa memilukan itu bermula saat sebuah truk L 8286 UH yang dikemudikan Abdurrahman melaju dari arah Bojonegoro menuju Ngawi. Begitu melintas di Dukuh Kedungkrambil, pengemudi truk pengangkut semen tersebut berniat menyalip pikap AE 8896 JA di depannya.
Tak disangka, dari arah berlawanan melaju truk tangki L 8415 UN bermuatan semen curah yang dikemudikan Nasrulloh. Akhirnya, kedua kendaraan berat itu bertabrakan hingga menyeruduk tenda pengantin yang dipenuhi tamu undangan yang sedang asyik menyaksikan pementasan ketoprak di acara mantenan tersebut.
Kendaraan yang dikemudikan Abdurrahman menewaskan penonton yang berada di sisi barat atau di depan dapur milik Mari (49), tuan rumah yang menggelar pentas ketoprak untuk merayakan pernikahan putranya, Widodo yang mempersunting seorang gadis bernama Suparni.
Sebanyak 13 penonton ikut terlindas truk, dan lima di antaranya tertimpa semen. Begitu terperosok dan menimpa dapur, sopir tersebut langsung melarikan diri. Dapur milik Mari hancur berkeping-keping.
Sedangkan truk tangki yang dikemudikan Nasrulloh menewaskan tiga orang yang sedang menonton di sisi timur jalan raya. Kendaraan itu akhirnya terperosok ke areal persawahan sedalam 2,1 meter. Sementara kendaraan pikap yang dikemudikan Mulyadi selamat.
Para korban kemudian dilarikan ke RSUD Ngawi dan RS Widodo Ngawi. Mereka dibawa ke Ngawi karena jaraknya lebih dekat dibandingkan Bojonegoro, yaitu sekitar 12 km dari lokasi kejadian. Selain itu, ada pula yang dibawa ke Puskesmas Margomulyo.
Kejadian itu sempat membuat arus lalu lintas terhambat. Sebab, ratusan warga masih bertahan di sana untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Petugas dari Polda Jatim, Polres Bojonegoro, Dishub dan DLLAJ Jatim, baru bisa mengevakuasi kendaraan pada Rabu sore sekitar pukul 14.30.
Usai mempimpin olah TKP dan proses evakuasi, Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Jatim, Kompol Ade Syafri Simanjutak menyebutkan, kesimpulan awal yang diperolehnya membuktikan bahwa sopir Abdurrahman diduga bersalah dalam kecelakaan tersebut. Sebab, dia berusaha menyalip pikap sejak dari tikungan yang tak jauh dari TKP. Padahal, marka pada jalan raya tersebut bergaris utuh.
’’Kesimpulan awal yang diperoleh tim, pengemudi truk bermuatan semen bersalah. Sebab, dia berusaha menyalip di marka garis utuh,’’ kata Kompol Ade.
Pihaknya terus mendalami kasus kecelakaan tersebut, termasuk mencari tahu apakah kendaraan itu masih laik jalan atau tidak. ’’Masih didalami terus faktor-faktor yang lain,’’ tambahnya.
Sementara itu, UPT Dinas Bina Marga Jatim Soedarsono mengungkapkan, pihaknya menemukan fakta di lapangan bahwa truk bermuatan semen tersebut menyalahi aturan karena melintas di jalan tersebut. Sesuai perundangan yang berlaku, truk bermuatan melebihi 8 ton tidak diperkenankan melintas di jalan kelas tiga. ’’Kelihatannya, muatan di dalam truk itu melebihi batas. Kami akan menyelidiki lagi’’.
Pardi (55) dan Sariyem (45), warga Dusun Batang, Desa/ Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro itu tak henti-hentinya meratapi kepergian Budi Triono (19), anak angkat semata wayang yang ikut jadi korban tabrakan beruntun saat menonton ketoprak Mustiko Budoyo dari Blora, Jawa Tengah untuk memeriahkan pesta pengantin di rumah Mari
Saat itu, kata Sariyem, mereka sekeluarga sejak sore hari berangkat dari rumahnya yang berjarak sekitar 6 km dari rumah Mari di Margomulyo dengan menumpang dua sepeda motor. “Saya boncengan dengan bapak-nya (Pardi) dan Budi Triono (korban meninggal) memboncengkan Mbah-nya Slamet,” kata Sariyem kepada Surya, sambil berusaha menenangkan Pardi suaminya yang shock, di depan kamar jenazah RSUD Dr Soeroto, Ngawi, Rabu (13/7).
Sariyem dan Pardi tidak punya firasat apa pun sebelum terjadinya kecelakaan beruntun yang menelan belasan korban meninggal itu. “Tidak ada firasat. Semua seperti biasa. Kami sekeluarga sesampainya di rumah Pak Mari, duduk berderet di pinggir jalan, seperti penonton lainnya,” tambahnya
Dalam kecelakaan beruntun itu, selain anak angkatnya, Sariyem dan Pardi juga kehilangan Slamet, orangtuanya yang saat itu duduk berdampingan dengan Budi Triono
“Waktu kecelakaan itu, ketoprak masih tari-tarian dan tiba-tiba semua jadi gelap dan suara jerit dan gemuruh jadi satu. Saya, suami saya, Budi Triano, dan Slamet, pisah melarikan diri,” kata Sariyem sambil mengusap punggung Pardi suami yang tidak bisa menjawab ketika Surya mengajak berbicara
Sebetulnya, lanjut Sariyem, Budi Triono itu anak Katemi (55), kakak Pardi yang tinggal di Desa Kesongo, Kedungputri, Ngawi. Namun, sejak bayi Budi Triono diasuh pasangan Pardi dan Sariyem. Karena saat Budi Triono masih bayi, suami Katemi meninggal dunia. Pasangan Pardi dan Sariyem tinggal di Dusun Batang, Desa/ Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro
“Dia (Budi Triono) memang bukan anak kandung saya. Tapi saya sudah mengasuhnya sejak masih bayi. Saya tidak mengira Budi pergi dengan cara seperti ini,” kata Sariyem dengan suara perlahan
Kecelakaan itu juga menimbulkan luka mendalam bagi Lasmi (31), warga Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo yang saat itu sedang asyik menonton acara itu bersama suaminya Samiran (36) dan anaknya yang masih balita, Ira (3)
Ira dan Samiran dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut, sedangkan Lasmi mengalami luka patah kaki dan kini dirawat di RSU dr Widodo, Kabupaten Ngawi.
Berikut Nama-nama korban Meninggal
1.Anto (16) warga Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo.
2. Sundari Warga Margomulyo
3. Budi (19) Warga Margomulyo
4. Rubi
5 Edi Purnomo Warga Desa Meduri
6 Ira (3) Warga Desa Margomulyo
7. Wahyu (16)
8 Sumanggiono (18) warga Desa Margomulyo
9 Suranto (35)
10.Naryo (35) warga Margomulyo,
11. Bambang (19)
12. Slamet (59) Warga Margomulyo,
13. Yanto (41)
14. Warsono (31) warga Margomulyo
15. 5. Ribiyanto.
16. Tamiran